Story
“My Life Story”
(Happy And Sad)
Nama saya adalah Saipul Anwar lahir di Pandan Agung, 21 Nopember 1994 bertepatan pada pagi senin pukul 09:00 WIB. Aku terlahir pada keluarga yang cukup yang berada pada lapisan orang-orang yang berada di tengah-tengahnya. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara yaitu mempunyai kakak 2 dan adik 1. Aku anak putra satu-satunya dari 4 bersaudara. Banyak orang berfikir kalau anak putra satu-satunya itu akan menuruti segala kehendak anaknya dan anaknya manja.
Dari cerita diatas saya akan menceritakan kehidupan saya baik dalam suasana bahagia dan sedih “My Life Story” (Happy and Sad). Kisah sedih di masa-masa sekolahpertama kali saya sekolah di SD N 1 Pandan Agung Madang Suku II OKUT SUM-SEL. Saya sekolah jalan kaki dari rumah menuju kesekolahan dengan jarak jauh 1 km. kelas saya mempunyai 30 anak siswa termasuk saya. Saya adalah orang yang dibilang paling bodoh di kelas karena setiap latihan untuk maju kedepan saya tidak bisa mengerjakanya sehingga saya di pukul. Pada pembagian rapor semester genap k 2 untuk naik-naikan kelas 2 saya mendapatkan peringkat ke 22/30 siswa untung aja bisa naik kelas. saya setiap hari mendapat masalah di sekolahan karna saya hampir tiap hari bertengkar sama teman-teman di sekolahan. Bagaimana saya tidak mau bertengkar setiap hari saya di olok-olok, di hina sama teman-teman karna saya tidak mempunyai apa-apa, pintar tidak, dan berada pada keluarga yang cukup memprihatinkan. Maka dari itu semua teman-temanku membenciku karna tidak ada yang di banggakan. Semua itu berjalan hampir 4 tahun sampai saya kelas 4 sd. Di kelas 4 sd ada guru baru yang mengajar di kelas kami yaitu bernama Zainal Abidin, guru ini adalah guru yang paling mengesankan di hati ku. Karna aku bisa curhat kepada nya aku ceritakan semua kejadian yang menimpa dirirku.
Bapak Zainal Abidin adalah guru yang paling aku kenang dalam hidupku karna dia telah mengubah nasipku dari semua keburukan dan akan menjadikanku lebih baik. Semenjak saya di ajarkanya kehidupan aku menjadi lebih baik pada kelas 5 sd saya mendapat juara 12/28 siswa. Di kelas 5 ada kisah yang menyedihkan dalam kehidupanku dan itu hal yang paling aku benci dalam hidupku yang tak terlupakan walau akhir zaman.
Pada waktu pelajaran agama kami di suruh hapalan ada beberapa surat Al-qur’an yang di hapalkan. Memang waktu itu diberikan kesempatan untuk menghapalkan beberapa surat itu dalam waktu seminggu. Pada saat itu saya belum belajar Al-qur’an sama sekali. Alif ba ta saja aku tidak mengerti apa lagi hapalan semacam itu. Ketika menjelang 1 minggu tiba lah untuk giliran maju kedepan untuk hapalan. Saya mendapat giliran terakhir. Nah dalam hapalan itu hanya 2 anak yang hapal. 26 anak termasuk saya. Gurunya sangat kejam kepada kami. Kami di jewer sampai telinga kami sangat-sangat merah. Sakitnya minta ampun. Saya sakit hati kusimpan rasa dendam saya terhadap guru tersebut. Sangking saya sakit hati ketika sampai dirumah saya berkata pada bapakku. Wahai bapakku tolong antar saya kemana pun untuk belajar al-qur’an, jawab sang bapak : “ wahai anakku apa yang terjadi dengan dirimu hingga kamu menyuruh bapak untuk mengantarkan belajar Al-qur’an. Akupun menjawab:” wahai bapakku saya baik-baik aja tidak terjadi apa-apa dengan diriku, saya hanya ingin belajar Al-qur’an. Dan akhirnya saya belajar Al-qur’an di TPA (Taman Pendidikan Al-qur’an) . Saya belajar selama 5 tahun sampai saya di wisuda. Sekarang saya baru sadar bahwa dari semua hal terjadi yang paling aku benci itu semua ada hidayahnya. Jadi saran saya kepada semuanya guru adalah pahlwan tanpa tanda jasa dan apa yang dilakukannya terhadap murid-muridnya tidak lain untuk mengubah kita menjadi lebih baik. Walaupun dalam system pengajarannya kurang menyenangkan dan tidak berkenan di hati. So, I Love All The Teacher Ever Teach Me. Maafkanlah muridmu ini yang selama ini beranggapan guru itu adalah sesuatu hal yang membencikan tapi kenyataannya tidak, justru suatu kebalikanya.
Itu lah masa-masa sekolah sd saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar